Raden Otto Iskandardinata lahir di Bojongsoang, Bandung pada 31 Maret 1897 dan meninggal di Mauk, Kabupaten Tangerang pada 20 Desember 1945 umur 48 tahun adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
Ayah Otto adalah keturunan bangsawan Sunda bernama Nataatmadja. Otto adalah anak ketiga dari sembilan bersaudara.
Otto Iskandardinata diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 088/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.
Sebuah monumen perjuangan Bandung Utara di Lembang, Bandung bernama “Monumen Pasir Pahlawan” didirikan untuk mengabadikan perjuangannya.
Sedangkan di Kabupaten Tangerang tepat di Jalan Insinyur Sutami, Mauk, Kabupaten Tangerang, berdiri gagah sebuah tugu pahlawan yang masyarakat Kabupaten Tangerang kenal dengan Tugu Otista atau Tugu Otto Iskandardinata.
Menurut sejarah berdirinya, Tugu Otista tersebut dibangun untuk mengenang jasa Otto Iskandardinata. Pantai Mauk memang menjadi saksi bisu kepergian pahlawan nasional tersebut, setelah diculik anggota Laskar Hitam dan dijebloskan ke penjara Tanah Tinggi, Kota Tangerang pada 10-15 Desember 1945.
Dari Kota Tangerang, ia dipindahkan ke rumah tahanan yang sekarang menjadi Kantor Pegadaian Mauk. Pada 20 Desember, Otto dieksekusi di pesisir pantai Mauk, tepatnya di Blok Toa Sia, Kampung Pelelangan, Desa Ketapang, Kabupaten Tangerang.
Tetapi kisah kematian pahlawan nasional Raden Otto Iskandardinata masih menjadi misteri. Tak ada yang mengetahui pasti penyebab diculik dan dibunuhnya Otto di Pantai Mauk.
Untuk menghormati dan mengenang jasa-jasanya, Pemda Kabupaten Tangerang mendirikan monumen Otista di tengah-tengah pertigaan Mauk. Monumen tersebut telah mengalami dua kali perubahan bentuk (1990 dan 1996).
Monumen yang diresmikan oleh Bupati Tangerang H. Muchdi pada tahun 1966 ini, didirikan dengan tujuan untuk mengenang semangat perjuangan Raden Otto Iskandardinata yang tak pernah padam. Namanya pun diabadikan menjadi nama jalan di beberapa daerah Indonesia.
Sumber: Wikipedia
