Di Pondok Cabe, Pamulang, membentang sebuah jembatan yang diberi nama Wiraland Golden Bridge. Desain jembatan ini berkelok. Inspirasinya diambil dari seekor ular naga. Di tengah-tengah jembatan, atau sebagai pembatas jalan, terdapat tiang-tiang yang sengaja didirikan dengan ketinggian berbeda, mulai dari pendek, sedang, tinggi, lalu sedang, dan pendek lagi. Punggung naga, itulah inspirasi yang tercermin dari jajaran tiang-tiang tersebut. Tapi, tiang-tiang yang dicat berwarna keemasan itu juga memiliki makna tersendiri, yaitu serupa dengan tongkat naga.
Menurut sang arsitek jembatan, Hendra Wijaya, kelokan pada jembatan diambil dari filosofi punggung naga, dan tiang-tiang warna emas itu sebagai tongkat naga. Ini melambangkan kejayaan masa depan,” jelasnya.
Jembatan yang dilengkapi lampu penerang jalan berikut lampu sorot di kanan – kiri sepanjang tongkat naga dari ujung ke ujung ini, memiliki lebar 26 meter (satu row lebarnya 11 meter, dan sisanya untuk pemasangan separator jalan), panjang jembatan 40,6 meter, dan flyover sepanjang 130,6 meter. “Struktur jembatan dan flyover menggunakan autmen atau yang disebut sebagai pangkal jembatan dan kepala pilar, atau yang lazim disebut dalam ilmu konstruksi sebagai pier head. Sedangkan untuk rangka jembatan menggunakan balok ginder. Adapun lantai jembatan mempergunakan pelat beton bertulang. Sementara untuk finishing jembatan, menggunakan aspal,” ungkap Hendra lagi.