Masjid Agung Banten termasuk salah satu masjid tertua di Indonesia yang penuh dengan nilai sejarah. Setiap hari masjid ini ramai dikunjungi para peziarah yang datang tidak hanya dari Banten dan Jawa Barat, tetapi juga dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Masjid ini dikenal dari bentuk menara yang sangat mirip dengan bentuk sebuah bangunan mercusuar.

Masjid Agung Banten terbilang istimewa, karena selain dijadikan sebagai objek wisata religi dengan berziarah ke makam-makam para sultan Banten beserta keluarga yang terdapat di dalamnya, masjid ini juga menyimpan peninggalan bersejarah Kerajaan Islam Banten sekitar abad ke-16 Masehi.

Arsitektur bangunannya juga cukup unik karena memadukan ciri khas bangunan Jawa, Hindu, Eropa, dan Cina. Keunikan tersebut disebabkan karena masjid dirancang oleh tiga arsitektur yang berbeda yakni arsitek Majapahit bernama Raden Sepat, arsitek Cina asal Tiongkok bernama Tjek Ban Tjut, serta arsitek muslim Belanda yang melarikan diri dari Batavia bernama Hendrik Lucaz Cardeel.

Dahulu menara Masjid Agung ini selain digunakan untuk mengumandangkan adzan dan menyimpan persenjataan penduduk Banten. Kini, menara itu juga bisa digunakan untuk menikmati pemandangan di perairan lepas pantai

Keunikan lainnya, berbagai bangunan inti serta pelengkapnya yang ada di dalam hingga luar masjid seperti ornamen pada pintu, jumlah dan tinggi pintu, jumlah tiang penyangga atap, hingga bentuk mimbar yang antik, dan lain sebagainya. semuanya diperhitungkan dengan teliti dan memiliki filosofi serta simbol masing-masing.

Seperti 24 tiang penyangga atap dalam bangunan inti masjid merupakan simbol waktu dalam sehari sedangkan masing-masing tiang yang berbentuk segi delapan menandakan tiga pembagian waktu dari 24 jam, yaitu untuk ibadah, untuk bekerja dan mencari penghidupan, serta untuk istirahat.

Begitu pula dengan batu andesit berbentuk labu ukuran besar yang terdapat pada tiap dasar tiang masjid dan juga pendopo digambarkan sebagai simbol pertanian untuk mengingatkan serta menunjukkan kemakmuran kesultanan Banten lama pada masanya. Bagian depan masjid juga terdapat alat pengukur waktu sholat tradisional berbentuk kubah yang menggunakan bantuan sinar matahari untuk mengetahui ketepatan waktu sholat.

Baca juga: 7 Wisata Edukasi di Tangerang

Bagaimana TNGers? Tertarik untuk berkunjung?

Apabila TNGers ingin berkunjung, Masjid Agung Banten ini terletak di Desa Banten Lama sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang. Akses lokasi dapat dituju dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Dari arah Balaraja bisa menggunakan bus dengan jurusan Terminal Pakupatan, setelah sampai di Terminal Pakupatan lanjut menggunakan mobil angkutan kota menuju lokasi selama lebih kurang setengah jam.

There are no comments yet.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked (*).