Terkenal sebagai pusat kuliner, Pasar Lama Tangerang juga termasuk sebagai pasar tradisional tertua, beragam jenis makanan dapat dijumpai dengan mudah di kawasan yang terletak di Jl. Kisamaun, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Perlu TNGers ketahui, ternyata tak hanya dikenal sebagai pusat kuliner, Kawasan Pasar Lama Tangerang juga memiliki tempat bersejarah yang wajib kalian ketahui sebagai pengetahuan terhadap nilai kebudayaan di Kota Tangerang Tercinta.
- Masjid Kali Pasir
Masjid Kali Pasir adalah masjid tertua di Kota Tangerang yang dibangun pada abad ke-16, merupakan peninggalan Kerajaan Pajajaran. Berada di sisi timur bantaran Sungai Cisadane, tepatnya di tengah pemukiman warga Tionghoa, masjid tertua di Tangerang ini mencerminkan kerukunan umat beragama. Selain menjadi tempat ibadah dan syiar agama, Masjid Kali Pasir juga memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Masjid ini merupakan tempat akulturasi budaya dan saksi perjuangan anak bangsa melawan penjajah. Masjid Kali Pasir juga memiliki keunikan tersendiri, terdapat pada menara masjid yang mirip dengan pagoda Tiongkok dan hiasan kubah masjid yang bentuknya menyerupai ornamen atap bangunan di vihara. Selain itu, di depan masjid juga terdapat makam para tokoh dari zaman masjid dibangun.
- Kelenteng Boen Tek Bio
Terletak di tengah keramaian Kawasan Pasar Lama Tangerang, Kelenteng Boen Tek Bio tak pernah sepi oleh pengunjung. Dikenal sebagai kelenteng tertua di Tangerang, diperkirakan berdiri pada tahun 1684 dan dibangun secara gotong royong. Kelenteng tersebut mengalami renovasi pada tahun 1844. Secara harfiah, Kelenteng Boen Tek Bio memiliki arti tempat ibadah sastra kebijakan yang merupakan kelenteng besar tua dan berpengaruh di Tangerang.
- Museum Benteng Heritage
Museum Benteng Heritage adalah museum peranakan Tionghoa pertama dan satu-satunya di Indonesia yang merupakan hasil restorasi sebuah bangunan berarstektur tradisional Tionghoa dan menjadi bukti perkembangan peradaban Tionghoa di Tangerang.
Sebelum dijadikan museum, bangunan ini memiliki kondisi yang memprihatinkan dan tidak terawat. Namun pada November 1009, Udaya Halim mengambil alih bangunan tua tersebut karena merasa bangunan itu merupakan situs budaya yang memiliki nilai histori yang tinggi, hingga akhirnya beliau melakukan restorasi untuk mengembalikan bangunan terseut seperti semula.
Baca juga: Mengetahui Asal Mula Cina Benteng
Berbagai kajian pun beliau tempuh agar restorasi yang dilakukan tidak akan merusak orisinalitas dari bangunan tersebut. Museum ini terdapat berbagai artefak yang merupakan saksi bisu kehidupan masa lalu, seperti mendaratnya armada Cheng Ho beserta sebagian rombongannya yang dipimpin oleh Chen Ci Lung di Teluk Naga pada tahun 1407.
Kemudan terdapat koleksi unik yang berasal dari koleksi pribadi, sumbangan dari warga sekitar Tangerang juga kolektor benda kuno dan pemerhati budaya Tionghoa peranakan di Indonesia.