TANGERANG, 27 September 2015 – “Pentingnya Sebuah Komunitas!” menjadi tema utama dalam #GatheringTNG4. Bergabung bersama komunitas sebagai ruang ekspresi dan belajar dibuktikan dari pengalaman kedua narasumber yang hadir di Food Arcade, Tangerang City Mall, Kota Tangerang pada Minggu, 27 September 2015. R. Rizal Ridolloh dari Kabid Kepemudaan Disporparekraf Kota Tangerang dan Riki Son dari Marcomm Manager Young On Top.
Tema yang dipilih merupakan korelasi dengan tema #GatheringTNG3 yang membahas tentang “Mari Kreatif & Inovatif!”. Anak muda yang memiliki kreativitas tanpa didukung oleh komunitas, hasilnya akan percuma karena hanya dirasa oleh diri sendiri. Akan lebih baik, anak muda tergabung dalam komunitas agar tercipta networking. “Dalam komunitas akan mengajarkan sosial skill yang tidak ada di sekolah regular”, tutur Ummi Hafifah, PIC #GatheringTNG. Ummi menambahkan, anak muda harus ikut dalam komunitas yang sesuai dengan passion karena komunitas bisa menjadi pelopor sebuah agen perubahan.
Berdirinya sebuah komunitas tidak terlepas dari sebuah tujuan. Sebelum ikut tergabung dalam komunitas, terlebih dahulu sebagai calon pendaftar harus mengetahui apa yang mau diperoleh dari komunitas tersebut. Anggota dari komunitas memiliki kesamaan tujuan dan kesukaan yang sama. Kesamaan tersebut dapat menjadikan sebuah komunitas semakin berkembang untuk menghasilkan sebuah karya anak bangsa yang membanggakan.
Riki Son bercerita ketika dirinya masih kuliah, tidak pernah bergabung dalam sebuah komunitas. Dampaknya yang ia rasakan ialah setelah lulus kuliah dan saat melakukan wawancara pekerjaan. Menurutnya, ia kesulitan mengatur rasa gugup yang dirasanya ketika melakukan wawancara. “Karena tidak pernah ketemu orang, saat wawancara cuma diam untuk mengatasi rasa gugup”, kata Riki.
Manfaat yang dirasakan ketika bergabung dengan sebuah komunitas ialah mampu berorganisasi dan berinteraksi dengan baik kepada semua masyarakat tanpa melihat tahta bahkan situasi maupun keadaan. “Kita juga bisa menghadapi suatu keadaan yang belum pernah terpikirkan sekalipun”, ucap Rizal.
Ketika sudah bergabung menjadi anggota dari sebuah komunitas, permasalahan baru mulai muncul. Banyak anggota komunitas merasa tidak mendapat manfaat dari kontribusinya tersebut dalam komunitas. Langkah dini untuk anak muda yang ingin bergabung ke komunitas ialah menanyakan kepada diri sendiri tentang tujuan akhir dari keikutsertaan dalam komunitas tersebut. Jika belum berhasil, harus menanyakan berulang kali sampai menemukan jawaban agar mampu merasakan manfaat dari komunitas tersebut.
Komunitas lahir bukan hanya dijadikan tempat untuk bergaya semata. Komunitas yang baik ialah terdiri dari anggota yang memiliki sistem organisasi yang baik dan komitmen kuat untuk membesarkan komunitas tersebut. Selain itu, konsistensi untuk menghasilkan karya harus tetap dijaga. Sosok seorang pemimpin dari komunitas juga menjadi penentu arah komunitasnya. Sebuah komunitas agar tetap kokoh berdiri harus berasal dari pemimpin yang memiliki karakter yang tangguh. Pemimpin bukan hanya sekedar memimpin saja. Ia memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan bekal kepada anggotanya. Bekal tersebut akan diadaptasi anggotanya untuk bersama-sama menghasilkan karya lewat komunitasnya. Jika komunitas tersebut tidak mampu berdiri dengan kuat, maka yang harus dipersalahkan ialah sosok sang pemimpin. Semua kompetensi yang dimiliki anggotanya bergantung pada pemimpin yang mengajarkannya.
Anak muda yang memerlukan sosok yang menginspirasi tidak hanya menjadikan seseorang sebagai inspiratornya. Melalui komunitas yang memiliki kegiatan positif pun bisa menjadikannya sebagai inspirasi. “Orang Asia sangat handal untuk kerja sama dalam tim. Karena karakter kita memang harus berbagi dan bersatu agar mendapat hal baru”, ujar Riki Son sebagai Manager Young On Top.
“Antusias dari anak muda untuk bergabung bahkan berkontribusi dalam sebuah komunitas sangat besar. Antusias tersebut bisa mendapat penghalang dari pemerintah yang belum maksimal dalam memberikan wadah untuk kreativitas. Padahal, wadah tersebut sangat penting, mengingat karakter anak muda yang masih belum stabil bisa memengaruhi tujuan awal komunitas tersebut ke luar jalur yang tidak baik”, ucap Rizal Ridolloh sebagai Kabid Kepemudaan Disporparekraf Kota Tangerang.
Dari #GatheringTNG4 ini diharapkan anak muda tidak hanya melahirkan kreativitas untuk dirinya sendiri. Jika ingin memiliki dampak yang baik, sudah seharusnya anak muda bergabung di komunitas yang sesuai dengan dirinya dan bersama-sama menghasilkan karya dari perpaduan kreativitas anggotanya. Selain itu, perkembangan informasi yang mengharuskan anak muda untuk lebih aktif dan kreatif, bisa diasah melalui komunitas. Komunitas ini akan memberikan ragam pengalaman secara sosial yang belum tentu didapat di lingkungan terdekat bahkan bangku perkuliahan.
#GatheringTNG4 ditutup oleh sesi graduation magang angkatan 1 dengan pemberian sertifikat karena telah menyelesaikan proses magang selama 3 bulan. AboutTNG Program Magang adalah wadah tempat belajar untuk meningkatkan soft skill dan pengalaman selama periode 3 bulan, juga mengajak TNGers untuk dapat berkontribusi terhadap Tangerang sesuai dengan taglinenya adalah “Belajar Sambil Kontribusi”.
Twitter: @AboutTNG Instagram: @AboutTNG LINE: @AboutTNG Website: www.abouttng.com Email: abouttng@gmail.com