Tangerang, 1 November 2015 – Untuk mewujudkan rasa cinta, peduli, dan bangga terhadap Tangerang, AboutTNG mempersembahkan sebuah program terbaru bernama #JelajahTNG. Museum Benteng Heritage yang merupakan salah satu museum tertua di Kota Tangerang, menjadi tempat pertama yang dikunjungi pada program perdana ini hari Minggu, 1 November 2015. Lebih dari 20 peserta yang terdiri dari pelajar/mahasiswa/umum berkumpul untuk berwisata sambil belajar tentang sejarah yang dimiliki Tangerang.
Museum Benteng Heritage yang berlokasi tepat di Jalan Cilame No. 18 dan 20, Pasar Lama, Kota Tangerang, merupakan museum peranakan Tionghoa pertama dan bahkan satu-satunya di Indonesia. Museum ini pun menjadi saksi cikal bakal terbentuknya Kota Tangerang.
Meski baru dibuka untuk umum resmi pada 11 November 2011, bangunan Museum Benteng Heritage telah ada sejak abad ke-17 atau tahun 1600-an.
Airin, seorang sukarelawan yang menjadi pemandu dalam #JelajahTNG kali ini menjelaskan dengan detil sejarah Tionghoa Tangerang atau yang sering disebut Cina Benteng mulai dari sejarah Museum Benteng Heritage hingga kebiasaan serta adat yang biasa dilakukan oleh para peranakan Cina Benteng.
Jika mendengar kata ‘Benteng’, pasti tak asing lagi dengan nama Kecap Cap Benteng atau kecap SH. Sempat juga dijelaskan tentang kecap-kecap produksi asli dari Tangerang. Peserta diberi sekilas tayangan tentang proses pembuatan kecap mulai dari proses fermentasi kacang kedelai, pemasakan, hingga pengemasan kecap-kecap asli Tangerang.
Berlanjut ke area yang lebih dalam pada Museum Benteng Heritage, Airin juga menjelaskan arti-arti dari bentuk bangunan di dalam area Museum Benteng Heritage. Mulai dari tangga, pintu, hingga sekat-sekat antar ruangan. Salah satu contoh adalah sekat ruangan di lantai dua pada museum ini.
“Sekat ini masih terjaga keasliannya dan kenapa punya berlubang-lubang, karena orang dulu biasanya masih melakukan perjodohan. Lubang-lubang tersebut difungsikan untuk si calon perempuan mengintip siapa dan bagaimana laki-laki yang akan dijodohkan dengan dirinya.” jelas Airin.
Di ujung penutup #JelajahTNG, peserta juga sempat bertemu dan mendapatkan pengetahuan langsung oleh pendiri dari Museum Benteng Heritage yaitu Udaya Halim, yang selama ini dengan sukarela merawat dan mengelola dengan keringatnya sendiri. Beliau tanpa meminta apapun dari para petinggi pemerintahan, menceritakan bagaimana berkeinginan kuat membangun Tangerang yang dimulai dari Museum Benteng Heritage itu sendiri.
Program #JelajahTNG sendiri merupakan salah satu program terbaru untuk memperingati ulang tahun pertama AboutTNG dan menjadi rutin setiap hari Minggu pertama pada bulannya. #JelajahTNG ini berkonsep tour guide, jalan-jalan sambil belajar sejarah dengan peserta adalah TNGers (pelajar/mahasiswa/umum) dan jumlah peserta terbatas. Harapan dapat menumbuhkan rasa cinta, peduli, dan bangga menjadi orang Tangerang. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya dan sejarahnya.