Komunitas adalah suatu kumpulan nyata, teratur, dan tetap dari sekelompok individu yang menjalankan perannya masing-masing secara berkaitan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan bersama. Itulah makna yang dimaksud Hilmi Fabeta sebagai Founder Tangsel Creative Foundation (TCF).
Hilmi Fabeta juga berprofesi sebagai dosen Progam Studi Ilmu Komunikasi di Surya University dan juga konsultan seni di berbagai institusi rahasia. Ia juga menjadi seorang ayah bagi buah hatinya yang bernama Atlas. Hilmi Fabeta mengakui lebih aktif di kegiatan komunitas. Meskipun demikian, Hilmi dapat mengatur waktu dengan baik, dimana saat tidak mengajar, waktunya akan dicurahkan untuk komunitas, begitu juga sebaliknya.
Ingin tahu lebih dalam bagaimana seorang Hilmi Fabeta membangun komunitas Tangsel Creative Foundation ini? Simak wawancara di bawah ini ya TNGers!
Halo Kak Hilmi! Darimana sih datangnya inspirasi membuat Komunitas Tangsel Creative Foundation ini?
Dari komunitas, saya bermain dari banyak komunitas dan merasa bahwa banyak hal yang dilakukan dari komunitas itu baik. Apa halnya? Program-program baik yang harus di expose, orang-orang kreatif yang terus bergerilya dan keunikan-keunikan setiap komunitas.
Namun juga karena ada hal-hal miris yang ada di komunitas, dengan dana terbatas mereka tetap membuat event keren, atau mereka tidak punya tempat beraktivitas padahal mempunyai talenta. Kontra diksi itu menjadi inspirasi buat saya.
Kapan terbentuknya Tangsel Creative Foundation ini?
Sekitar tahun 2013. Saya pulang dari Bandung tahun 2009 setelah menyelesaikan studi saya di Institut Teknologi Bandung, muncul pertanyaan kok kota ini tidak punya galeri seni, mau membuat event seni tapi gagal, mau menyewa tempat untuk sekretariat juga gagal, kalau pun dapat tempat harus sewa dengan biaya yang berlebihan. Jadi, awal mulanya karena penolakan untuk membuat event.
Dari sinilah, mencoba mencari kemungkinan-kemungkinan lain, dan akhirnya kita berkumpul membentuk komunitas, kita menginisasi acara hingga kini kita memiliki tempat sendiri. Kamipun mencoba berbagai macam format, dari BSD Art Movement, Tangsel Art Movement sampai sekarang berubah jadi Tangsel Creative Foundation.
Baca juga: Sekilas Tentang Abouttng Store
Kegiatan di Tangsel Creative Foundation itu apa saja?
Sebagai jejaring utama dari komunitas-komunitas yang ada di Tangerang Selatan. Maka turunan programnya adalah terciptanya program yang terkait untuk komunitas. Kami membagi menjadi 3, yaitu program dalam negeri, luar negeri dan luar angkasa.
Program dalam negeri itu adalah internal. Seperti kopi sore atau sesi diskusi. Lalu program luar negeri itu adalah eksternal. Yang terakhir itu program luar angkasa yaitu program yang berelasi dengan masyarakat. Contoh merevitalisasi taman bersama dengan masyarakat. Jadi ada tiga garis besar program di TCF ini.
Apa tujuan kedepannya untuk Tangsel Creative Foundation ini?
Kami masih percaya bahwa kota yang baik itu adalah kota yang aktivitas komunitasnya yang berjalan baik, karna kita bisa menemukan hal-hal yang riil untuk pembangunan kota, dinamika dari sebuah kota itu ada di komunitas, contoh satu komunitas animasi berkumpul membahas soal animasi karena mereka suka animasi dan mereka punya karyanya.
Jadi motivasi awal suatu komunitas itu tulus, karena suka, bukan karena by order. Nah, kedepannya kami berpikir bahwa kekuatan-kekuatan komunitas ini bisa menjadi poros dari perkembangan sebuah kota, jadi akan lebih banyak event-event komunitas yang tentunya mempunyai value di kota ini.