Kawasan Pecinan pasti ramai dikunjungi wisatawan saat Imlek, seperti juga Tangerang. Ada pecinan Tangerang yang sudah dihuni sejak abad ke-17 yaitu kawasan China Benteng. Yuk jalan-jalan ke sana saat libur Imlek!
Mulanya masyarakat Tionghoa yang sekarang tinggal di kawasan Pecinan Tangerang itu asalnya dari Banten. Kala itu, banyak orang Tiongkok yang berlabuh di Banten. Banten sendiri saat itu menjadi pelabuhan paling padat di wilayah tanah Jawa. Nah, profesi orang Tiongkok sejak dulu menjadi pedagang yang suka mondar-mandir lewat pelabuhan.
Tapi semenjak Jan Pieterzoon Coen masuk, Pelabuhan Banten mulai ditutup dan diganti dengan Pelabuhan Sunda Kelapa. JP Coen meminta kepada Souw Beng Kong, kapiten pertama China untuk mengerahkan orang-orang China agar mengisi seluruh wilayah Kota Batavia. Nah, semasa perjalanan penyebaran masyarakat, mereka tidak semua pergi ke Kota Batavia, tapi menetap di Tangerang.
Kebetulan saat itulah di Tangerang ada Benteng Makassar, mereka tinggal di sekitar situ. Maka jadilah sebutan bagi mereka, yakni masyarakat China Benteng yang melekat sampai kini.
Dulu pertama kali masyarakat China Benteng tinggal di area yang sekarang menjadi lokasi Pasar Lama dan Klenteng Boen Tek Bio. Hingga akhirnya meluas ke Pasar Baru dan Stasiun Tangerang. Masyarakat China Benteng sekarang tersebar di wilayah seluas lebih dari 10 hektar di kawasan itu.
Masyarakat China Benteng kebanyakan orang-orang peranakan. Sebab mereka sudah tinggal lebih dari 15 generasi. Sekarang kalau masyarakat China Totok (orang yang mempunyai garis keturunan Tionghoa murni) sendiri masih tersisa sedikit saja. Sebab masyarakat China Totok di Tangerang sudah mulai tergerus zaman, hidupnya tidak lebih dari 4-5 generasi.
Masyarakat totok sendiri masuk ke Indonesia sekitar akhir abad 19 sampai awal abad 20-an. Kawasan Pecinan Tangerang konon sudah dihuni orang China sejak abad ke-17.