Sebagai salah satu moda transportasi tradisional, popularitas becak kian merosot seiring waktu. Keberadannya juga semakin jarang, hanya ada di beberapa wilayah saja, termasuk di Pasar Lama.

Tentunya ada banyak alasan kenapa becak sekarang sudah tidak begitu diminati. Mungkin hanya segelintir orang saja yang masih sering menggunakan becak.
Bahkan tak sedikit yang memanfaatkan becak untuk membawa barang-barang belanjaan, seperti di Pasar Anyar Kota Tangerang misalnya.
Botang berkesempatan mengobrol dengan Bapak Amin untuk mengulik lebih dalam tentang kondisi becak saat ini sebagai alat transportasi.
Bapak Amin, sama seperti pengayuh becak lainnya di Pasar Lama, merupakan seorang yang sudah lanjut usia. Beliau telah menarik becak sejak tahun 1981.
“Beginilah keadannya jadi tukang becak. Memang keberadaannya tergerus sama transportasi modern. Kita bisa apa? Zamannya udah beda,” ujar Bapak Amin.

Beliau hanya bisa menarik becak sebagai sumber penghasilan sehari-hari. Tak banyak pilihan pekerjaan yang bisa dilakukan di usia senjanya.
“Kalau di Pasar Lama, ya ada aja lah. Yang minta anter ke belakang, ke depan, kadang anak-anak minta keliling terus balik lagi ke sini,” jelasnya.
Meski kalah dengan transportasi online, naik becak saat ini bisa memberikan rasa nyaman yang berbeda. Tak berharap banyak, Bapak Amin hanyan ingin kesejahteraan tukang becak di Tangerang lebih diperhatikan.