Memasuki sepuluh hari terakhir Ramadan, itikaf menjadi kegiatan yang sering dilakukan umat islam untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadan sebelum bulan kemuliaan tersebut berakhir. Itikaf berasal dari bahasa Arab yang berarti menetap, mengurung diri atau terhalangi. Pengertiannya dalam konteks ibadah dalam Islam adalah berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridhaan Allah SWT dan bermuhasabah (introspeksi) atas perbuatan-perbuatannya. Orang yang sedang beriktikaf disebut juga mutakif.
Sebagai salah satu ibadah yang dilakukan dengan cara menetap di masjid untuk beberapa waktu baik pada siang ataupun malam hari. Tetapi secara khusus di bulan Ramadan umat muslim juga melakukan itikaf pada malam hingga pagi hari sambil melakukan ibadah lainnya seperti bertadarus Al-Qur’an, berdzikir, hingga ibadah lainnya. Hal tersebut dilakukan pada malam hari karena memiliki tujuan utama yaitu agar setiap umat islam yang melaksanakannya berharap mendapatkan malam Lailatul Qadar, apa itu malam Lailatul Qadar?
Malam Lailatul Qadar adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Al Qur’an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya Al Qur’an. Bagi siapa saja yang bisa mendapatkan Lailatul Qadar, pahalanya berlipat-lipat. Datangnya malam Lailatul Qadar Ramadhan 1440 H menjadi malam yang paling dinantikan karena penuh keistimewaan dari Allah SWT. Tidak ada yang tahu kapan tepatnya malam Lailatul Qadar akan tiba, tapi Lailatul Qadar akan tiba pada 10 malam terakhir Ramadhan terutama pada malam ganjil. Lailatul Qadar menjadi malam yang tepat untuk memohon ampunan kepada Allah SWT saat 10 hari terakhir Ramadhan 1440 H. Allah SWT menunjukkan tanda-tanda datangnya malam Lailatul Qadar pada umatnya yang beruntung bisa mendapatkan keistimewaan malam tersebut.
Seperti yang kita ketahui Kota Tangerang memiliki masjid raya yang sangat megah dan mampu menampung jamaah dengan begitu banyak. Khususnya pada bulan Ramadan, tidak hanya dipenuhi umat islam pada saat berbuka puasa saja, masjid raya Al Azhom juga begitu menarik perhatian masyarakat muslim baik dari dalam maupun luar kota, sehingga dijadikan tempat beritikaf di 10 malam terakhir Ramadan. Masyarakat yang datang tentu sangat menikmati beritikaf di masjid Al Azhom bersama para jamaah lainnya.
Suasana itikaf yang tergambarkan dari dalam masjid Al Azhom begitu indah, berbondong-bondong umat muslim datang kesana hanya untuk beritikaf dan berharap mendapatkan malam Lailatul Qadar. Ada yang datang sendiri, bersama teman, bahkan tidak jarang mereka yang beritikaf adalah satu keluarga, sungguh menjadi momen yang hanya dapat dirasakan pada 10 terakhir bulan Ramadan. Mereka yang datang biasanya memulainya dengan membaca Al-Qur’an dan berdzikir, kemudian beristirahat sejenak untuk tidur selama beberapa menit guna sebagai syarat untuk melaksanakan shalat tahajud.
Jika TNGers melihat foto beritikaf tetapi banyak yang tidur, itu memang menjadi bagian dari itikaf, karena mereka ingin melakukan shalat tahajud setelah terbangun dari tidurnya, selama tidak keluar dari masjid palaha beritikaf akan terus mengalir, terlebih ditambah dengan beragam ibadah lainnya, kebayang dong seberapa melimpahnya pahala mereka saat melakukan itikaf di masjid.
TNGers tidak perlu khawatir untuk urusan sahur, karena biasanya pihak masjid selalu menyediakan makanan sahur untuk jamaah yang beritikaf, tentu saja dengan menggunakan kupon yang tersedia. Jika sudah memasuki waktu sahur tetapi TNGers tidak mau antri, beberapa warung makanan di sekitaran masjid Al adzhom juga tetap buka dan melayani masyarakat yang ingin makan sahur.
Ramadan tinggal hitungan hari, beberapa hari lagi Ramadan akan meninggalkan kita, mari manfaatkan waktu sebaik mungkin untuk beribadah, datangilah masjid-masjid untuk melakukan itikaf, bila perlu datang ke masjid Al Azhom untuk merasakan suasana beritikaf di masjid yang megah tersebut.
Penulis : Ifan Fadillah
